L0v3
Kalian percaya gak sama cinta pada pandangan pertama? Pasti percaya dong ya, dan pernah ngalamin juga kan? Entahlah aku belum pernah merasakan perasaan cinta sampai hidupku yang sudah menginjak 15 tahun di atas bumi ini. Sebenarnya apa itu cinta? Apa makna cinta yang sesungguhnya? Jawabannya akan kita temukan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kedewasaan. Mungkin yang aku pahami saat ini adalah cinta itu saling melengkapi kekurangan pada pasangannya, mengisi ruang hati masing-masing dan saling percaya.
Aku belum pernah mengalami 'cinta' yang aku tahu dalam hidup ini hanya perasaan 'suka'. Ya, aku orangnya gampang suka dengan orang lain. Sekali melihat tampangnya yang rupawan aku langsung bisa suka pada pandangan pertama. Entahlah, aku selalu menilai seseorang melalui fisiknya dulu setelah itu baru lihat sifat dan wataknya. Kalau dari fisiknya saja sudah tidak meyakinkan dan tidak sesuai seleraku. Maka aku tak akan mau melihatnya, hehe.
Tapi orang yang aku suka pada pandangan pertama dan selalu aku puja-puja dalam setiap malam ku, tak selamanya orang itu bisa menduduki tempat pertama di hatiku. Aku termasuk orang yang cepat bosan. Pernah waktu itu, sekali bertemu aku langsung tergila-gila dan terpesona dengan wajahnya. Orangnya putih, tinggi dan dia sangat tampan menurutku. Dia anak yang sholeh, sopan dan kelihatannya anak yang sangat baik serta dewasa. Sampai aku mulai memikirkan hal yang macam-macam. Membayangkan kalau nanti kita menikah, hidup bersama, punya anak dan seterusnya. Hanya khayalan. Lelaki itu menjadi bahan obrolanku beberapa hari. Tapi seiring berjalannya waktu dan kita bertemu lagi, perasaan suka itu lenyap begitu saja. Aku tidak mau melihat mukannya lagi, bahkan sering membuang muka darinya.
Dulu, aku ingin dia ada di dekatku atau sekedar melihat diriku. Sekarang aku tak merasa dag dig dug lagi saat dia melihatku atau bahkan duduk di sampingku. Perasaan bisa tumbuh dan lenyap begitu cepat. Mungkin dia memang bukan jodohku.
Aku juga sering mengalami hal-hal dejavu (sesuatu yang sering terulang) dalam hidupku tentang percintaan. Dalam suatu tempat (sekolah/ tempat les/ asrama). Aku suka dengan si A, tapi dia tidak meresponku sama seklai. Di saat yang bersamaan si B suka denganku, tapi aku tak pernah mau melihatnya karena dia bukan tipeku. si B tetep yakin dengan perasaannya dengan ku, sedangkan A mulai menjauh dan tak pernanh melirikku sama sekali. Lama-kelamaan aku akan berbalik ke belakang, dan menatap pria yang menyukaiku, mencoba untuk membalas perasaannya walau sulit.
Pada akhirnya aku akan melupakan mereka semua. Tidak ada orang yang aku cintai dan menyita pikirannku selama berhari-hari karena ketidak hadirannya dalam hidupku. Aku bisa melupakan seseorang dengan cepat. Bahkan aku sudah lupa siapa cinta pertamaku, maksutku orang yang aku sukai pertama kali. Aku heran dengan orang yang percaya akan cinta pertama dan menunggu cinta pertamannya itu kembali.
Orang memang akan merasa jenuh. Tapi aku tipe orang yang setia kepada pasangan. Bagiku, pernikahan hanya terjadi satu kali dalam seumur hidup. Makannya aku ingin pasanganku kelak, adalah pasangan yang sempurna, yang bisa mengisi kekurangannku dan tampangnya harus tampan supaya aku tidak bosan melihatnya setiap hari dan pindah kelain hati, haha.
Aku tidak mau menganggap serius perasaan suka saat ini. Atau orang yang menyukaiku. Bisa jadi ini hanya 'cinta monyet' yang terjadi dikalangan remaja. Tahu kan kalau cinta monyet itu bagaimana? Hanya main-main, tak ada hubungan serius.
Sebenarnya aku kurang setuju dengan orang yang berpacaran. Dia menyatukan perasaan sukanya pada seseorang dengan ikatan 'pacaran' supaya orang yang disukainnya itu tidak pergi kelain hati atau menyukai orang lain. Si cowok berjanji akan menjaga ceweknya. Padahal mereka bukan muhrim, tapi mau jalan berduaan, gandengan tangan, pelukan atau menciumi pipinya.
Anak muda sepertiku selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, punya rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu meminta lebih. Terkadang diusia remaja 12-18 thn sering merasakan kelabilan (labil atau bimbang). Awalnya suka-sukaan, terus pacaran, setelah itu jalan berdua, pegangan tangan, suka usil-usilan (cubit pipi, cium tangan, cium pipinya), lama kelamaan yang ada bukan perasaan cinta dan sayang lagi tapi gairah atau nafsu untuk memiliki sang kekasih.
Dari awal orangtuaku sudah melarang anaknya untuk berpacaran dan aku mematuhinya dengan baik. Selama hidup di dunia ini aku belum pernah merasakan pacaran dan memiliki seorang pacar atau 'someone special'. Banyak yang bilang, jomblo itu berarti dia tidak laku atau bahasa kasarnya jelek. Menurutku tidak, jomblo itu pilihan. Mungkin dia sedang menunggu seseorang yang akan datang di masa depan. Lelaki yang siap menjadi pendamping, imam dan mengisi hidupnya sampai akhir waktu. Orang yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi pasangan selamanya.
Aku lebih senang dengan ta'aruf daripada pacaran yang tidak jelas hubungannya mau dibawa ke mana. Kalau kata Mario Teguh, pacaran itu berakhir dengan dua pilihan "kalau gak jadi mantan ya jadi manten". Entahlah aku jijik dengan kata 'pacaran', ini bukan berarti aku men-judge kalian yang sedang menjalankan status dengan seseorang. This is just my opinion. Aku hanya ingin berbagi pendapat.
Pernah aku baca tweet seseorang, "Kalau suka itu udah pasti sayang, tapi kalau sayang belum tentu suka" Menurut kalian bagaimana?
Tjieee, deskripsi yang di atas anaknya ustad itu, ya? Hahaha Jadi ingat waktu beberapa bulan yang lalu kita ngobrolin 'first love' tengah malam.
BalasHapusPadahal diusia muda lebih bagus banyakin teman daripada banyakin mantan. Kalau diusia muda banyak teman, nanti pas udah usia matang (dewasa) kan kali aja temennya bisa jadi jodonya, hahaha XD