Rinduku Jogja
Pulang ke kota mu…..
Ada setangkup haru dalam rindu……
Masih seperti dulu…..
Tiap sudut menyapaku bersahabat
penuh selaksa makna….
Itulah
sepenggal bait dari lagu KLA Project berjudul “Yogyakarta” yang sangat terkenal
di era 90-an.
Oh
Jogja, Aku tak habis pikir kenapa tanteku dan keluarganya setiap kali liburan,
memilih pergi ke Jogja. Memangnya apa istimewanya kota Jogja? Aku tidak
mengerti di mana letak keindahan kota Jogja. Tapi keluarga kecil ini, selalu
saja ingin kembali ke sana. Aku pikir, Jogja itu pasti sama seperti kota-kota
lain di Indonesia. Kalau datang, yang dicari hanyaa kuliner, pernak-pernik dan
keliling-keliling kotanya saja. Menurutku, kegiatan itu sama sekali tidak
spesial. Terlalu biasa.
Sewaktu
kecil, aku pernah jalan-jalan ke Jogja untuk melihat bagaimana keindahan candi
borubudur, yang tetap berdiri dengan kokoh walaupun umurnya sudah ribuan tahun.
Sempat mampir ke keraton Jogja. Tapi aku sudah tak terlalu ingat dengan
kejadian itu karena sudah lama terjadi sewaktu aku berusia 4 tahun.
Bulan
Agustus lalu, kami sekeluarga berkesempatan pergi ke Jogja. Kebetulan Bapak
sedang ada pekerjaan di kota pelajar itu, jadi sekalian kita berlibur di sana. Memang
kami tak lama di kota gudeg tersebut, hanya 2 hari 1 malam saja, tapi ternyata
benar-benar membuatku terkesan dan rasanya pengin balik ke Jogja. Mau tau
kenapa meskipun hanya sebentar di Jogja tapi rasanya seminggu? Ya, itu karena
kami muter-muter Jogja dengan kendaraan umum dan jalan kaki. Waw, sungguh
pengalaman yang sangat mengasyikkan.
Aku
pikir ada beberapa hal yang menarik dari Jogja. Mungkin karena beberapa alasan
inilah yang membuat orang-orang ingin
kembali ke sana.
- Tidak Ada Kucing!!!
Mungkin
buat sebagian besar orang, ada kucing atau tidak itu tak masalah. Tapi buat ku
itu masalah BESAR. Kenapa? Karena aku phobia dengan kucing. Padahal waktu kecil
gak pernah digigit, dicakar atau diterkam sama makhluk kecil berbulu itu. Entah
kenapa aku geli sama bulunya dan badannya yang suka menggeliat. Biasanya kalo
makan di kaki lima, apalagi lesehan, sudah pasti yang namanya kucing ikutan
mampir. Tapi di Jogja enggak lho..nggaak ada kucing keliaran di tempat
lesehan….
- Transportasi Umum Yang Memadai
Nah,
Jogja juga memiliki Trans Jogja. Walaupun tidak sekeren dan sebagus Jakarta,
transportasi ini cukup aman, nyaman dan bebas dari pelaku kejahatan. Jangan
takut barang bawaan diambil orang karena ada penjaga di dalam bus,
seperti kenek dalam angkutan umum. Ia akan menjaga semua penumpang
aman di dalam bus sampai di halte yang dituju. Cukup hanya membayar 2.000'-
rupiah untuk jarak jauh atau dekat. Di
sini, angkot jarang. Orang-orang lebih memilih untuk naik Trans Jogja karena
rutenya lumayan banyak.
- Orang Yang Ramah-Ramah
Tahu
kan, kenapa orang asing suka dengan Indonesia? Selain budaya, bahasa, keindahan pantai/laut? Yups! Karena orang
Indonesia dikenal ramah dan sopan. Kalau di Jakarta, masih banyak kita temui orang
yang kurang sopan atau kurang menghargai orang lain. Tapi di Jogja tidak,
mereka sangat ramah menyambut tourist
asing maupun domestik yang datang ke kotanya. Dengan aksen jawa medok dan sopan
membuat kita merasa dihargai.
- Kuliner!
Kalau
jalan-jalan ke Jogja, WAJIB hukumnya untuk mencicipi aneka kuliner di sana,
terutama Gudeg. Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta. Banyak penjual
yang menawarkan rasa dan sensasi berbeda dari gudeg pada umumnya. Tapi semua
gudeg yang dijual di kota Jogja rasanya enak.
Menginjak
sore hari, mulai banyak warung-warung kuliner yang menjajakan dagangannya.
Salah satunya ada warung gudeg yang cukup terkenal, konon sudah masuk
TV juga. Namanya Gudeg Mercon. Pembelianya sampe antri. Aku dan keluarga gak
ketinggalan ikut ngantri untuk mencicipi gudeg ini. Sesuai dengan namanya, mercon, gudeg ini
rasanya mantab, bikin lidah dan kuping jadi panas karena kepedasan.
Selain
itu ada banyak warung angkringan, mereka menjual nasi kucing, gorengan dan lauk
pauk sederhana Nasi kucing itu sebutan
untuk nasi yang dibungkus dalam bentuk kerucut, isinya sedikit nasi, orek tempe
dan yang paling penting selalu ada sambal yang mantab di dalamnya alias pedas. Warung
angkringan ini bisa ditemukan disepanjang jalan saat sore atau malam hari.
Ada
lagi pemandangan unik di seputar alun-alun kota dimana ibu-ibu berjualan sate
tidak pake gerobak, tapi jongkok saja di trotoar sambil mengipas-ngipas
satenya.
Tak
ketinggalan adalah warung-warung lesehan di pinggir jalan Malioboro. Dengan suasana
Malioboro yang khas, makan lesehan jadi berbeda, padahal menu yang ditawarkan
sama saja dengan warung lesehan di kota-kota lain. Tapi bedanya, di sini ada
seniman lukis jalanan yang siap melukis wajah kita.
- Bebas Dari Polusi
Menurutku,
dibanding dengan kota Jakarta, kota Jogja jauh lebih bersih baik jalanannya
maupun udaranya. Di pagi hari, kita masih bisa menikmati udara segar,
berjalan-jalan, jogging atau naik sepeda sambil mencari
kudapan untuk sarapan. Jalur becak dan sepeda dipisahkan dari kendaraan
roda empat dan dua. Kalau menjelang siang, barulah ada polusi sedikit karena banyaknya
kendaran berlalu lalang.
- Suasana Malam Kota
Di
malam hari, kota Jogja dipenuhi lampu warna-warni yang membuat Jogja jadi
semarak. Selain kota pelajar, Jogja itu juga kota seniman. Orang Jogja itu
kreatif. Tak tahu siapa, yang menata kota Jogja hingga bagus dan rapi seperti
ini. Barang-barang bekas dan sampah yang biasanya dibuang, di tangan orang
Jogja bisa menghasilkan karya seni yang indah. Seperti yang bisa dilihat di
sepanjang jalan malioboro. Beraneka bentuk hiasan tersebut, semuanya itu
terbuat dari botol bekas, plastik, sedotan, dll. Sungguh ide yang sangat cemerlang.
Saat
kita sedang asyik berjalan, ada gemuruh orang di kejauhan. Ternyata ada
segerombol pengamen jalanan. Tepatnya bukan pengamen, tapi pemusik. Mereka jauh
dari kata pengamen, pakaiannya rapih-rapih dengan memakai kemeja batik. Terdiri
dari beberapa orang, sekitar 8-10 lebih. Semuanya memainkan alat musik seperti
gendang. Mereka bermain lagu Jogja dengan sangat apik.
Banyak
orang yang berkumpul untuk mengabadikan foto bersama mereka atau sekedar
melihatnya saja. Yang uniknya, di sini ada seorang banci sebagai penghibur.
Biasanya orang-orang mengundang gadis cantik untuk berjoget bersama. Tapi ini
berbeda, ada seorang banci yang akan bergoyang-goyang bersama penonton.
Bancinya, bukan seperti di lampu merah. Dia tidak memakai wig atau pakain perempuan yang biasanya dipakai untuk mangkal. Ia hanya memakai polesan wajah dan baju kaos
serta celana panjang biasa. Tapi suara khas nya tetap keluar. Hahahaha……
- MALIOBORO
Tempat
yang paling aku sukai. Kenapa? Kerena ramai dan banyak penjual. Baju-baju atau
kaos juga dijual murah. Malioboro bisa dikatakan surganya belanja. Semuanya
lengkap di jalan ini. Semakin malam, semakin ramai. Dijamin kita bisa puas berbelanja
di sini. Kadang, pedagangnya memasang harga yang cukup tinggi. Tapi kalau kita
jago menawar, bisa saja mendapatkan barang bagus dengan harga murah. Kalau
tidak? Jangan harap! Bisa-bisa ditipu sama penjualnya. Misalnya: Harga 40 rb
dijual 70 rb.
Sampai
di sini ceritaku tentang Jogja. Kota yang indah yang selalu ingin membuatku
kembali lagi seperti lirik lagu “Yogyakarta” nya KLA project …….Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi…….Bila
hati mulai sepi tanpa terobati………
Komentar
Posting Komentar
Leave your comment!